Sterilisasi dalam mikrobiologi
adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di
dalam suatu benda. Ketika untuk pertama kalinya melakukan pemindahan biakan
bakteri secara aseptik, sesungguhnya hal itu telah menggunakan salah satu cara
sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun, kebanyakan peralatan dan media yang umum
dipakai di dalam pekerjaan mikrobiologi akan menjadi rusak bila dibakar. Ada
tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas,
bahan kimia, dan penyaringan atau filtrasi
Sterilisasi yang baik dapat
mencegah tumbuhnya mikroba lain yang tidak diharapkan dalam bahan yang telah
disterilisasi. Teknik sterilisasi yang digunakan berbeda antara satu dengan
lainnya, tergantung dari jenis material yang digunakan. Alat-alat yang
digunakan dalam praktikum mikrobiologi juga harus dalam keadaan steril atau
bebas dari kuman serta bakteri, virus dan jamur. Dan untuk mensterilkannya
diperlukan pula pengetahuan tentang cara-cara dan teknik sterilisasi. Hal ini
dilakukan karena alat- alat yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi
memiliki teknik sterilisasi yang berbeda
Steril merupakan syarat mutlak keberhasilan
kerja dalam laboratorium mikrobiologi. Dalam melakukan sterilisasi, diperlukan
teknik-teknik agar sterilisasi dapat dilakukan secara sempurna, dalam arti
tidak ada mikroorganisme lain yang mengkontaminasi media. Ada
beberapa teknik sterilisasi, yaitu dengan cara fisikdengan panas, mekanik
dengan filtrasi dan kimia dengan senyawa-senyawa kimia. Pembersihan benda-benda
atau permukaan tubuh akan mengurangi jumlah mikroba sehingga memperkecil
kemungkinan terjadinya infeksi. Misalnya cuci tangan dengan sabun dan bilas
dengan air mengalir sebelum mengoperasikan
Pada pengerjaan mikrobiologi,
diperlukan suatu kondisi yang benar-benar aseptik dimana alat penunjang serta
nutrient dan substrat harus benar-benar steril. Hal ini berarti mikroba
kontaminan harus dimatikan. Sterilisasi dilakukan pada suhu 121oC selama 30
menit, yaitu agar spora atau mikroba dapat dimatikan. Spora adalah sel
istirahat yang resisitan terhadap panas dan lingkungan yang berfungsi sebagai
tunas untuk berkembang biak selanjutnya. Udara tekan yang digunakan juga harus
dalam kondisi steril. Substrat yang berisi nutrien tidak peka terhadap suhu,
maka sterilisasi media substrat dilakukan pada 138oC selama 5 menit. Pada
substrat yang berisi nutrien tetapi peka terhadap suhu, maka sterilisasi media
substrat dilakukan dengan penyaringan bertekanan melalui saringan milipore
diameter 0,22 µm
Beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi sterilisasi ini termasuk kelembaban, konsentrasi gas, suhu dan
distribusi gas dalam chamber pengesterilan. Penghancuran bakteri tergantung
pada adanya kelembaban, gas dan suhu dalam bahan pengemas, penetrasi melalui
bahan pengemas, pada pengemas pertama atau kedua, harus dilakukan, persyaratan desain
khusus pada bahan pengemas
sterilisasi alat-alat
laboratorium hanya digunakan dua metode sterilisasi yaitu :
a.
Sterilisasi basah
Sterilisasi basah adalah metode
sterilisasi dengan uap air bertekanan. Alat yang digunakan ketika
sterilisasi dengan metode ini menggunakan autoklaf manual dan autoklaf
elektrik. Prinsip kerja dari alat ini cukup sederhana.
1.
Autoklaf diisi dengan air secukupnya dan semua
alat-alat yang akan disterilkan seperti tabung reaksi, spoid, labu
erlemeyer, ose, dimasukkan kedalamnya.
2.
Sebelum ditutup, semua alat perlu disusun dengan
baik untuk menghindari alat-alat gelas pecah sewaktu proses sterilisasi
berlangsung yang disebabkan oleh tekanan dari uap air.
3.
Proses berikutnya adalah menutup autoklaf dengan
memutar setiap sekrup dari arah berlawanan dengan kuat hingga tidak terdapat
lagi celah untuk keluarnya uap air yang dihasilkan saat pemanasan berlangsung.
4.
Langkah terakhir adalah memanaskan autoklaf
tersebut dengan nyala api hingga menghasilkan uap air jenuh bertekanan
pada suhu 121oC selama 15 menit.
5.
Setelah selesai autoklaf didiamkan terlebih dahulu
beberapa menit. Apabila autoklaf telah dingin, sekrup dan baut pengunci dapat
dibuka dan semua alat-alat yang sudah steril dapat dikeluarkan satu persatu.
6.
Adapun untuk sterilisasi menggunakan autoklaf
elektrik terlebih dahulu air dengan takaran yang telah ditentukan dimasukkan
kedalamnya kemudian alat-alat yang akan disterilkan seperti labu
Erlemeyer dan gelas ukur. Suhu, tekanan, dan waktu yang dibutuhkan
diseting sesuai kebutuhan.
7.
Biasanya proses sterilisasi menggunakan autoklaf
elektrik berlangsung sekitar 15 menit dengan suhu 121 0C.
8.
Sterilisasi basah dapat digunakan untuk
mensterilkan bahan apa saja yang dapat ditembus uap air dan tidak rusak bila
dipanaskan dengan suhu yang berkisar antara 110 oC dan 121 oC.
b.
Sterilisasi kering
Sterilisasi kering merupakan
sterilisasi dengan udara panas. Alat yang digunakan adalah oven. Cara ini umum
dilakukan untuk mensterilkan peralatan gelas seperti cawan petri, tabung
reaksi, dan alat-alat gelas lainnya.
Prinsip kerja dari alat ini lebih
sederhana yaitu pintu oven dibuka dan semua alat-alat yang akan disterilkan
disusun rapi. Setelah itu pintu oven ditutup, suhu diseting pada angka
160-180oC selama 1-2 jam. Keuntungan dari pemanasan kering adalah tidak
adanya uap air yang membasahi bahan atau alat yang disterilkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar