Senin, 22 Januari 2018

METODE HITUNG CAWAN BAKTERIOLOGI

METODE PERHITUNGAN CAWAN
PRINSIP HITUNGAN CAWAN
Metode yanag dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba didalam bahan pangan terdiri dari metode hitungan cawan, “Most Propable Number” (MPN), dan metode hitungan mikroskopik langsung. Dari metode-metode tersebut, metode hitungan cawan yang paling banyak digunakan. Metode lainnya yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba didalam suatu larutan adalah metode turbidimetri(kekeruhan) mengunakan spektrofotometer. Tetapi metode ini sukar diterapkan pada bahan pangan karena medium yang diukur harus bening, sedangkan estrak bahan pangan, misalnya sari buah, biasanya mengandung kompone-komponen yang menyebabkan kekeruhan, sehingga kekeruhan larutan tidak sebanding dengan jumlah mikroba yang terdapat didalamnya.
Pengenceran 
            Bahan pangan yang diperkirakan mengandung lebih dari 300 sel mikroba per ml, per g, atau per cm permukaan memerlukan perlakuan pengenceran sebelum ditumbuhkan pada medium agar dalam cawan petri ,sehinga setelah inkubasi akan terbentuk koloni pada cawan tersebut dalam jumlah yang dapat dihitung, dimana jumlah yang terbaik adalah di antara 30 dan 300. Pengenceran biasanya dilakukan secara desimal yaitu 1:10, 1:100, 1:1000, dan seterusnya, atau 1:100, 1:10000, 1:1000000 dan
Gambar 4.1     (a) contoh cara pengenceran bahan padat menggunakan pengenceran   1:10, dan (b) Contoh cara pengenceran bahan cair menggunakan pengenceran 1:100

Pengambilan contoh dilakukan secara aseptip dan pada setiap penegnceran dilakukan pengocokan kira-kira sebanyak kali untuk memisahkan sel-sel mikroba yang bergabung menjadi satu. Pengenceran secara desimal memudahkan dalam perhitungan jumlah koloni, sedangkan pengenceran yang bukan secara desimal, misalnya 1:5, 1:25, dan seterusnya jarang dilakukan karena tidak praktis dalam perhitungannya. Untuk mengetahui jumlah mikroba pada  permukaan luar bahan pangan, misanya daging sapi, ayam atau ikan, pengambilan contoh dapat dilakukan menggunakan metode usap (swab).
            Larutan  yang digunakan untuk pengenceran dapat berupa larutan fosfat buffer, larutan garam fisiologi 0,85%, atau larutan Ringer. Untuk bahan pangan yang sukar larut, kedalam larutan pengencer pertama dapat ditambahkan pasir putih atau butir-butir gelas (glass beads) yang disterilisasi  bersama  dengan larutqan pengencer tersebut. Misalnya jika contoh yang akan dianalisis adalah tepung atau pati, digunakan satu sendok pasir kedalam 90 atau 99 mllarutan pengencer pertama, sehingga sewaktu dikocok  pemecahan partikel-partikel tepung atau pati akan lebih mudah butir-butir gelas digunakan jika akan menganalisis total mikroba dari telur, sehingga bagian yang bersifat koloid pada telur dapat lebih mudah dipecahkan.
Cara Pemupukan
            Prinsip  metode perhitungan cawan adalah sebagai berikut: Jika sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada medium agar, maka sel mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Metode hitungan cawan merupakan  yang paling sensitif untuk menghitung jumlah mikroba karena alas an-alasan sebagai berikut.
(1)   Hanya sel yang masih hidup dihitung
(2)   Beberapa jenis mikroba dapat dihitung sekaligus
(3)   Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba karena koloni yang terbentuk mungkin berasal dari satu sel mikroba dengan penampakan pertumbuhan spesifik.
            Selain keuntungan-keuntungan tersebut, metode hitungan cawan juga mempunyai kelemahan-kelemahan sebagai berikut.
(1)               Hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel mikroba yang sebenarnya, Karena beberapa sel yang berdekatan mungkin membentuk satu koloni.
(2)               Medium dan kondisi yang berbeda mungkin menghasilkan nilai yang berbeda.
(3)               Mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan membentuk koloni yang kompak dan jelas, tidak menyebar.
(4)               Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi beberapa hari sehingga pertumbuhan koloni dapat dihitung.

Metode hitungan cawan dapat dibedakan atas dua cara yaitu: (1) Metode tuang (pour plate), dan (2) Metode permukaan (surface spread plate).
(1)           Metode Tuang (pour plate)
             Dari pengenceran yang dikendaki, sebanyak 1 ml atau 0.1 ml larutan tersebut (lihat gambar 4.1) dipipet kedalam cawan petri menggunakan pipet 1 ml atau 1.1 ml. sebaiknya waktu antara dimulainya pengenceran sampai menuangkan kedalam cawan petri tidak boleh lebih lama dari 30 menit.
             Kemudian kedalam cawan tersebut dimasukkan agar cair steril yang telah didinginkan sampai 50 0C sebanyak kira-kira 15 ml. Selama penuangan medium, tutup cawan tidak boleh dibuka terlalu lebar untuk menghindari kontaminasi dari luar. Segera setelah penuangan, cawan petri digerakkan diatas meja secara hati-hati untuk menyebarkan sel-sel mikroba secara merata, yaitu dengan gerakaqn melingkar atau gerakan seperti angka delapan, setelah agar memadat, cawan-cawan tersebut dapat diinkubasikan didalam incubator dengan posisi terbalik.
            Inkubasi dilakukan pada suhu dan waktu tertentu sesuai dengan jenis mikroba yang akan dihitung. Medium agar yang digunakan juga disesuaikan dengan dengan jenis mikroba yang akar ditumbuhkan. Selama inkubasi, sel-sel yang masih hidup akar tumbuh dan membentuk koloni yang dapat terlihat langsung oleh mata.
            Setelah akhir masa inkubasi, koloni yang berbentuk dihitung. Setiap koloni Setiap koloni dapat dianggap berasal dari satu sel yang membela menjadi banyak sel, meskipun mungkin juga berasal dari satu sel yang letaknya berdekatan. Perhitungan jumlah koloni dapat dilakukan menggunakan “Quebec Colony  Counter”. Ketelitian akan lebih tinggi jika dilakukan pemupukan secara duplo, yaitu menggunakan dua cawan petri untuk setiap pengenceran.
(2)          Metode Permukaan (Surface/Pour Plate)
            Pada pemupukan dengan metode permukaan, agar steril terlebih dahulu dituangkan kedalam cawan petri steril dan dibiarkan membeku. Setelah membeku dengan sempurna, kemudian sebanyak 0.1 ml contoh yang telah diencerkan dipipet pada permukaan agar tersebut. Sebuah batang gelas melengkung (hockey stick) dicelupkan kedalam alcohol 95% dan dipijarkan sehingga alcohol habis terbakar. Setelah dingin, batang gelas tersebut digunakan untuk meratakan contoh diatas medium agar dengan cara  memutarkan cawan petri diatas meja. Selanjutnya inkubasi dilakukan seperti pada metode tuang. Tetapi harus diingat bahywa jumlah contoh yang ditumbuhkan hanya 0.1 ml, tidak boleh 1 ml, jadi harus dimasukkan kedalam perhitungan pengenceran untuk mendapatkan “Total Count”.







Cara Menghitung Koloni
            Perhitungan jumlah koloni akan lebih mudah dan cepat jika pengenceran dilakukan secara decimal. Sebagai contoh misalnya penetapan jumlah mikroba susu. Pengenceran awal 1:10 (=10-1) dibuat dengan cara mengencerkan 1 ml susu kedalam 9 ml larutan pengencer, dilanjutkan dengan pengenceran yang lebih tinggi misalnya sampai 10-5 atau 10-6, tergantung pada mutu susunya. Semakin tinggi jumlah mikroba yang terdapat didalam susu, semakin tinggi pengenceran yang harus dilakukan. Jika setelah inkubasi misalnya diperoleh 60 dan 64 koloni masing-masing pada cawan duplo yang mengandung pengenceran 10-4, maka jumlah koloni dapat dihitung sebagai berikut (1 ml larutan pengenceran dianggap mempunyai berat 1 kg):
Faktor pengenceran          =  Pengenceran   x   Jumlah yang ditumbuhkan.
                                         =  10-4   x   1.0
                                         =  10-4
Jumlah koloni                         =  Jumlah koloni   x   1/Faktor Pengenceran per `  `                                                       cawan
                                         =  (60  +  64)/2   x   1/10-4
                                         = 6.2  x   105

STANDAR PERHITUNGAN
            Untuk suatu hasil analisis mikrobiologi digunakan suatu standar yang disebut “Standard Plate Count” (SPC), yang menjelaskan mengenai cara menghitung koloni pada cawan serta cara memiliki data yang ada menghitung jumlah koloni didalam suatu contoh,,
            Cara menghitung koloni pada cawan  adalah sebagai berikut:
1.                       Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah koloni anatara 30 dan 300.
2.                  Bebearapa koloni bergabung menjadi satu merupakan suatu kumpulan koloni yang besar dimana jumlah koloninya diragukan, dapat dihitung sebagai satu koloni.
3.                  Suatu deretan (rantai) koloni yang terlihat sebagai  suatu garis tebal dihitung sebagai satu koloni.

Data yang dilaporkan sebagai SPC harus mengikuti peraturan-peraturan sebagai berikut:
1.            Hasil yang dilaporkan hanya terdiri dari dua angka, yaitu angka petama didepan koma dan angka kedua dibelakang koma. Jika angka yang ketiga sama dengan atau lebih besar dari 5, Harus dibulatkan satu angka lebih tinggi pada angka yang kedua.

Jumlah koloni                         “Standard Plate                       Keterangan
Per pengenceran                             Count”
10-2       10-3        10-4  

234
                                                                                                                      

125
            28          1                   2.3  x   104                            28 dan 1<30

197
  700                  10                 1.3  x  105                            700>300;10<30
TBUD            TBUD                        2.0  x   106                           TBUD>300
TBUD = Terlalu banyak untuk dihitung

2.             Jika semua pengenceran yang dibuat untuk pemupukan mengahasilkan angka kurang dari 30 koloni pada cawan petri, hanya jumlah koloni pada pengenceran terendah yang dihitung. Hasilnya dilaporkan nsebagai kurang dari 30 dikalikan dengan besarnya pengenceran, tetapi jumlah yang sebenarnya harus dicantumkan dalam tanda kurung.

Jumlah koloni                         “Standard Plate                       Keterangan
Per pengenceran                              Count”
10-2     10-3      10-4

16
                                                                                                                      
             1        0                      <3.0 x  103                   Hitung pengenceran
                                               (1.6  x  103)                             10-2

3.            Jika semua pengenceran yang dibuat untuk pemupukan mengahasilkan lebih dari 300 koloni pada cawan petri, hanya jumlah koloni pada pengenceran yang tertinggi yang dihitung, misanya dengan cara menghitung jumlahnya pada 1/4 bagian cawan petri, kemudian hasilnya dikalikan empat. Hasilnya dilaporkan sebagai lebih dari 300 dikalikan dengan besarnya pengenceran, tetapi jumlah yang sebenarnya harus dicantumkan dalam tanda kurung.

Jumlah koloni                         “Standard Plate                       Keterangan
Per pengenceran                           Count”
.10-2       10-3        10-4

355
                                                                                                                      
TBUD               TBUD                      >3.0    x  106                Hitung pengenceran

325
                                                  (3.6  x  106)               10-4
TBUD                   20             >3.0    x   105               Hitung Pengenceran
                                                   (3.3 x   105)             10-3
4.            Jika cawan dari dua tingkat pengenceran menghasilkan koloni dari tingkat pengenceran menghasilkan koloni dengan jumlah antara 30 dan 300, dan perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah dari kedua pengenceran tersebut lebih kecil atau sama dengan 2, tentukan rat-rata dari kedua nilai tersebut dengan memperhitungkan pengencerannya. Jika perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah lebih besar dari 2, yang dilaporkannya hanya hasil yang terkecil.

Jumlah koloni                         “Standard Plate                       Keterangan
Per pengenceran                           Count”
.10-2       10-3        10-5
                                                                                                                      

              41

293
                             4                3.5  x   104                   Hitung rata-ratanya
                                                                                   Karena 41000/29300
                                                                                   = 1.4 (<2)

140
                32         2                1.4   x   104                    Hitung pengenceran
                                                                                   102 karena 32000/
                                                                                   14000 = 2.3 (>2)
5.           Jika digunakan dua cawan petri (duplo) per pengenceran, data yang diambil dari kedua cawan tersebut, tidak boleh diambil salah satu, meskipun salah satu dari cawan duplo tersebut tidak memenuhi syarat diantara 30 dan 300.
Jumlah koloni                         “Standard Plate                       Keterangan
Per pengenceran                           Count”
.10-2       10-3        10-4
  

175  208    
                                                                                                                      
               16           1               1.9  x   104                         Rata-rata dari peng-
               17           0                                                   enceran 10-2


Jumlah koloni                         “Standard Plate                       Keterangan
Per pengenceran                           Count”
.10-2       10-3        10-4

138  162                                                                                            
                                                                                                                      
              42            2               1.5       x   104              Rata-rata dari peng-
              43            4                                                   enceran 10-2 karena
                                                                                   Perbandingan antara
                                                                                   Pengenceran 10-3 dan
                                                                                   10-4 adalah 2.4

290   280                                                                                            

36      32                                                                                                                                                                                                                                 
 


                                4             3.1     x    104                Rata-rata dari peng-
                                1                                                 Enceran 10-2 dan 10-3
                                                                                   Karena perbandingan
                                                                                   Antara kedua peng-

219   305                                                                                           
                                                                                   Enceran adalah 1.2.
                25           3              3.0     x    104               Rata-rata dari peng-
                27          0                                                   enceran 10-2 meskipun
                                                                                   305>300 (angka yang
                                                                                   Yang lain <30).











Tidak ada komentar:

Posting Komentar

germinasi Candida albicans

tugas pendahuluan mikologi d4 1. jelaskan dan gambarkan perbedaan ciri-ciri species Tricophyton sp, epidermophyton sp , mikrospor...